Monday, 7 April 2014

Teratak Bonda

Di teratak bonda... penuh nostalgia menyentuh jiwa. Lahir jiwa2 yang membesar bersama zikir cinta ayahanda dan bonda. di teratak bonda... Dindingnya adalah ketabahan... berbumbungkan kasih sayang... berlantaikan bahgia dan berjendelakan suka duka. Di teratak bonda ada tangis dan tawa... ada canda dan cerita bersulam bahagia. Semuanya manis belaka... punya saudara sepasukan bola bersama dua kuntum bunga nan jelita. Di teratak bonda... ayahanda sudah tiada... pergi buat selamanya bertemu Sang Pencipta. Tinggallah kami bersama bonda memadu kasih melayari bahtera. Dahulu teratak bonda berteman pohon macang yang besar dan gagah berdiri. Semenjak aku lahir dia sudah lama setia di sisi teratak bonda. Sekarang tiada lagi. Sudah rebah menyembah bumi... yang tinggal hanya puing2 kenangan. Di teratak bonda penuh rasa cinta dan sayang. Cubit peha kiri... bukan saja peha kiri yang sakit... tangan... kaki... telinga... hidung suma sakit. Di teratak bonda ada parang hinggap di kepala... ada lempang singgah di pipi (aku la kena lempang ngan alang)... ada bergolek menuruni anak tangga... ada yang kayap sini sana... semuanya ada cerita. Bila dikenang... menyukir senyuman persona. Di teratak bonda ahlinya sudah bertambah. Satu jiwa menjadi dua... 7 bunga bersama 2 sang kumbang melengkap zikir cinta. Di teratak bonda... generasi ketiga makin bermaharajalela. 31 orang mengubah suasana menjadi gempita. Bila smua bersatu... masing2 mencari teman seusia... menempah sudut tempat bercanda. Yang remaja bersama gajet menjalar merata. Ada yang melingkar di kamar bonda. Di teratak bonda semua ada cerita sendiri. menjadi sebuah kisah klasik tuk masa depan. Di teratak bonda... swmuanya tak mgkin dapat kami lupakan. Teratak bonda segala permulaan bagi kami... Terima Kasih Ya Allah...

No comments:

Post a Comment